Selasa, 11 November 2008

VETERAN PEJUANG HITAM PUTIH

Memperhatikan / menghormati pahlawan dan pejuang adalah suatu keharusan dan merupakan komitmen seluruh anak bangsa, karena tanpa mereka sudah tentu apa yang ada sekarang tidak bisa kita nikmati. Mereka rela berjuang mengorbankan jiwa dan raganya bahkan juga nyawanya sekalipun hanya dengan satu tujuan yakni kemerdekaan serta bebas dari penjajahan sekalipun mereka tahu hasil dari pengorbanan yang mereka lakukan baru bisa dinikmati setelah beliau tiada (anonim).
Apresiasi kami dari seluruh generasi pejuang dan pahlawan kepada Pemda Badung atas perhatiannya memberikan bantuan berupa “bedah rumah” apalagi hal tsb. merupakan salah satu program prioritasnya. ( BP. Senin 10 Nop. 08).
Dalam pelaksanaan program ini ada baiknya Pemda Badung lebih berhati hati dan selektif dalam menentukan veteran yang layak menerima bantuan tsb. karena berdasarkan data yang kami miliki tidak semua veteran adalah pejuang ( hanya veteran hitam putih ) bahkan tak sedikit pula pejuang asli (merah putih) justru tak terdata dalam database veteran Badung.
Contoh nyata seperti pejuang I Wyn Likes (panggilan Pak 12) tokoh infrorman pejuang dari Dalung Gaji yang banyak memberi informasi penting kepada pejuang (informasi disadap dari Robert Koke agen CIA pemilik Kuta Beach Hotel) dan I Kt Receh (panggilan Pak 17) pimpinan pejuang markas “ W “ Penarungan yang mengatur strategi hingga bergabungnya Sukra (Mutswisho) dan Sukri (Haraki) dengan para pejuang dimarkas W juga tak terdata dalam buku besar veteran Badung sebagai seorang veteran, ironisnya justru Sukra dan Sukri yang lebih ditonjolkan.
I Gst Komp. Regig Sugriwa pimpinan markas Badung Tengah Yudistira yang memimpin penyerbuan tangsi Baha taggal 13 Desember 1945 yang notabene sebagai atasan langsung serta melegalisir keveteranan I Wyn. Pegeg (pimpinan LVRI Cabang Badung) juga namanya tak pernah terdata dalam buku besar veteran Badung.
Kalau beliau ini tidak diakui sebagai veteran pejuang seharusnya seluruh veteran pejuang di markas Badung Tengah Yudistira termasuk I Wyn Pegeg tidak layak menyandang predikat veteran pejuang karena seluruh pengusulan keveteran mereka dilegalisasi oleh I Gst Komp. Regig Sugriwa.
Hal seperti ini bisa terjadi karena adanya kepentingan dari pengurus veteran Badung sendiri sepertinya berusaha menisbikan peran pejuang lain yang lebih berbobot karena beliau kebanyakan sudah tiada disamping para pejuang yang masih hidup saat ini tidak ada lagi pejuang pemimpin atau pejuang pemikir / penyusun strategi
Banyak orang yang berkepentingan ingin mengontrol masa lalu dan kekuasaan politik sering bertopang atas manipulasi semacam ini dimana seharusnya sejarah perjuangan terbebas dari intervensi penguasa dan kepentingan politik.
Kalau hal ini dibiarkan berarti kita ikut berdosa karena kita akan mewariskan kepada generasi penerus kita sejarah pejuangan yang keliru.
Sudah saatnya pemda Badung mengambil inisiatif serta memfasilitasi penerbitan sebuah buku perjuangan di Kabupaten Badung sebagai wujud nyata dari bentuk lain penghormatan kepada para pahlawan dan pejuang.
Kami sebagai generasi pejuang yang lahir dan ditakdirkan mengalami 3 jaman (Jepang NICA dan Republik) bahkan diantara kami banyak yang ikut nyingkir kepedalaman dan ada diantaranya sempat menjadi tawanan NICA di tangsi Baha siap dipertemukan dengan pengurus lengkap LVRI Cab. Badung guna mengklarifikasi serta membawa data data penyimpangan tsb. disamping kami juga siap membantu pemda Badung dalam penyusunan buku perjuangan di Kab. Badung.



Denpasar, 10 Nopember 2008