Selasa, 08 Juli 2008

PERJUANGAN DALAM MELURUSKAN FAKTA SEJARAH


PERJALANAN PANJANG MELAWAN KEKUASAAN

Apa yang saya tulis ini adalah merupakan perjalanan panjang senbuah team kecil dalam usaha meluruskan fakta sejarah terkait dinobatkannya A A Gde Agung yang bekas PM NIT menjadi Pahlawan Nasional.


A. PENJELASAN SEKJEN DEP. SOSIAL SAAT DISKUSI DI JAKARTA TANGGAL 16 MEI 2008


Bukan kapasitas DEPSOS untuk menentukan seseorang layak atau tidaknya seseorang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional karena DEPSOS hanya sebagai fasilitator sedangkan yang memutuskan adalah sebuah team akhli.

Pertanyaan :
· Apakah pembentukan sebuah team yang menangani masalah ini bukan dibentuk oleh DEPSOS ? (domainnya ada di DEPSOS).
· Apa pertimbangan DEPSOS membentuk suatu team, apa bukan atas dasar segala sesuatunya terkait dengan orang yang diusulkan telah dianggap memenuhi syarat sehingga perlu membentuk team ?
· Apakah dibenarkan oleh ketentuan kalau mereka yang berkiprah di Bali diusulkan oleh Jogya ( apakah layak tanpa konfirmasi dengan Bali ?)

Belum ada ceriteranya dalam sejarah seorang yang sudah dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena sesuatu hal gelarnya dibatalkan, karena ini menyangkut harkat martabat dan nama baik bangsa dan negara bukan hanya pemerintahan (karena pemerintah akan ganti setiap 5 th ).
Pertanyaan :

· Lebih tinggi mana antara keputusan penobatan seseorang pahlawan nasional dengan UUD. 45. Kenapa nggak bisa dibatalkan ? sedangkan UUD. 45 saja sudah 5 kali diamandemen.

3. Mari kita timbang timbang antara positif dan negatifnya terkait tentang usulan mencabut predikat pahlawan nasional tadi, apalagi saat ini pemerintah sedang menghadapi banyak masalah termasuk masalah kenaikan BBM dlsbnya. Mari kita cerna dengan bijaksana dan kepala dingin.
Komentar :

· Kami sebagai generasi pejuang punya tanggung jawab moral dan selalu siap berkorban demi Nusa dan Bangsa seperti apa yang telah dilakukan oleh para orang tua kami yang telah mengorbankan jiwa dan raganya menjadi fondasi Republik ini, kalau perlu cucu cucu kamipun akan kami siapkan untuk itu kalau memang bangsa dan negara ini mememerlukan.
· Namun sedikitpun kami tidak akan rela berkorban demi menutupi kesalahan orang lain atau institusi tertentu karena hal itu dapat menjadi bomerang bagi kami ( kalau penghianat bangsa dinobatkan sebagai pahlawan nasional lalu musuhnya yang notabene para pejuang apa mesti merubah predikat menjadi penghianat ? Dunia akan terbalik).

4. Mari kita adakan pertemuan lanjutan antara team dengan para keluarga pejuang untuk membahas kembali masalah ini dengan DEPSOS sebagai mediator dan saya yakin kalau kita menggunakan aturan / persepsi yang sama pasti akan menemukan titik temu, asal jangan hanya terfokus pada masalah cabut / tidak cabut.

Komentar :
· Kami jauh jauh datang kesini justru tujuan utamanya untuk mengusulkan agar penganugerahan predikat pahlawan nasional kepada A A Gde Agung dipertimbangkan karena sangat menyentuh perasaan masyarakat Bali yang cinta kemerdekaan dan telah banyak berkorban demi membebaskan bangsanya dari cengkeraman kaum penjajah dan A A Gd Agung adalah seorang komperador yang dalam masa perjuangan dulu sangat memusuhi para kaum republiken.

5. Mohon hal ini jangan diekpose dulu agar masalahnya tidak keburu melebar.
Komentar :

· Kami siap memenuhi permintaan Bapak tidak mengekpose masalah ini sepanjang masalah ini tidak dipeti eskan atau kami tidak harus menunggu terlalu lama.



B. HAL HAL PENTING DALAM DISKUSI DI RUANG RAPAT DEPSOS JAKARTA TANGGAL 25 JUNI 2008.



Peserta :
1) Sekjen DEPSOS sebagai pemrakarsa
2) Team BPP Pusat
3) Team Dinsos Jogya
4) Wakil Dinsos Bali
5) Team Bali terdiri dari :
a) I B Ratja mewakili LVRI Prop. Bali
b) I Wyn Djenar mewakili LVRI Gianyar
c) Nanik Suryani PPM Bali
d) Wyn Sudarta PPM Bali
e) I Gst Ngr Munang Wirawan mewakili putra putri pejuang Front Rakyat



Pokok acara : mencari titik temu terhadap masalah pro dan kontra tentang dinobatkannya A A Gd Agung sebagai Pahlawan Nasional.

Prediksi team Bali terhadap kemungkinan yang akan terjadi :

1) Fihak Depsos dan team BPP Pusat pasti akan tetap bertahan terhadap apa yang telah mereka putuskan (Penobatan AA Gd Agung sebagai Pahlawan Nasional) karena ini menyangkut kredibelitas mereka sebagai institusi penentu keputusan, dan beberapa alasan serta argumentasi kita (Team Bali ) pasti akan dipatahkan dengan segala cara antara lain :
a) Pengusulan terhadap seseorang tidak mesti dari tempat kelahirannya ( A A Gd Agung diusulkan oleh Pemda Jogyakarta konon atas usulan dari Frans Seda yang didukung oleh gubernur Yogyakarta).
b) Tidak sedikit mereka yang asal mulanya sebagai musuh yang berfihak pada menjajah yang akhirnya memihak pada pejuang dan berjasa pada negara R.I..
c) Perjuangan tidak mesti dilakukan liwat perjuangan fisik saja namun tidak kalah pentingnya perjuangan liwat jalur politik.
d) Penyiksaan yang dilakukan oleh PPN Gianyar terhadap para kaum republiken belum tentu disetujui atau diperintahkan langsung oleh A A Gd Agung.
e) Belum pernah terjadi seorang yang telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional dibatalkan (dianulir), karena ini menyangkut nama baik negara bukan hanya pemerintah saja (karena pemerintah bisa jatuh atau diganti setelah 5 th).

2) Beberapa hal yang sangat menusuk perasaan kita dari team Bali a/l :
a) Seorang anggota team BPP Pusat (Anhar Gonggong) terkesan kurang menghargai pahlawan / pejuang dengan melontarkan ucapan “ Orang tua saya, keluarga saya dibunuh oleh Westelling dan saya tidak terlalu berbangga dengan predikat mereka sebagai pahlawan karena itu merupakan resiko mereka sendiri”. Ucapan ini dia lontarkan merespon ungkapan kegundahan hati seorang anak penyingkiran dari Bali atas dinobatkannya A A Gd Agung sebagai pahlawan nasional yang berdasarkan apa yang dia tahu, apa yang dia dengar dan apa yang dia baca bahwasanya A A Gd Agung adalah seorang komperador yang bekerja sama dengan NICA dalam memberantas aktivitas kaum republiken. Kalau seorang komperador dinobatkan sebagai pahlawan nasional lalu musuhnya yang notabene sebagai para pejuang sejati yang telah mengorbankan jiwa raganya demi republik ini mesti berpredikat apa ?
b) Seorang anggota team BPP Pusat sempat melontarkan ucapan yang sedikit menyinggung perasaan kita dari team Bali dengan mengatakan “Semestinya masyarakat Bali justru mensyukuri kalau ada seorang Bali yang diberi penghargaan dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena ini merupakan suatu kebanggaan masyarakat Bali kenapa justru didemo justru oleh orang Bali ?”.

3) Memang seperti apa yang saya paparkan dalam analisa saya terdahulu bahwa sejarah itu multi tafsir yang dapat melahirkan pendapat yang berbeda dan hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor :
a) Kurun waktu penelitian : Kita di Bali menilai aktivitas Gde Agung dari th. 1945 s/d Juli 1949, sedangkan mereka mendasarkan penilaian setelah masa itu.
b) Fokus penelitian : Kita menilai aktivitas Gd Agung dalam keberfihakannya dengan NICA dalam melakukan penumpasan terhadap kaum republiken lebih kepada aktivitas fisik disamping aktivitas politis, tetapi mereka lebih terfokus dalam kaitan kegiatan politik diluar Bali (ini tentu merupakan strategi Gd Agung untuk menutupi kelemahan atas dosa dosanya saat di Bali).
c) Buku buku dan Referensi : Kita lebih banyak menggunakan buku buku yang beredar di Bali yang kita yakini kebenaranya seperti Sisi Gelap Pulau Dewata oleh Gefrey Robinson, Bali Berjuang oleh Pendit dan lainnya yang diterbitkan oleh para pejuang, Soebadio Pengemban Misi Politik oleh Rosihan Anwar juga kumpulan surat surat yang terkait dengan masalah Hindia Belanda dengan Netherland oleh Prof. Dr. P.J. Drooglever khusus jilid 15, 16 dan 17, rekaman wawancara para pejuang dengan reporter radio Netherland th. 1988 disamping kesaksian oleh pejuang pelaku sejarah didaerah Gianyar yang diwujudkan dalam bentuk CD, sedangkan mereka menggunakan buku buku Renville (1983), dari NIT ke RIS (1985), Linggajati prolog dan epilog (1995) yang kesemuanya disusun oleh A A Gd Agung disamping buku Kekuatan Ketiga oleh Prof. Dr. R.Z. Leirissa yang dirangkun berdasarkan buku bukunya A A Gd Agung.
d) Kepentingan : Kita dari Bali mengutamakan kejujuran dalam mengungkapkan fakta sejarah dengan maksud dan tujuan agar generasi kita mendatang tidak mewarisi sejarah yang keliru berbeda dengan A A Gd Agung yang berusaha menutupi dosa dosa masa lalunya yang kelam (sebagai penghianat bangsa) melakukan dengan segala cara agar generasinya tidak mendapat predikat sebagai generasi penghianat bangsa.
e) Modal : Kita hanya bermodalkan kejujuran, tekad demi pelurusan sejarah, mereka memiliki segalanya termasuk uang dan kekuasaan (minus kejujuran dan moral).

4) Sehingga keputusannya terkesan mengambang karena difihak kita tetap tidak mengakui A A Gd Agung sebagai pahlawan nasional sekalipun ada kesan mereka seperti memaksaan kehendaknya agar kita mau menyadarkan masyarakat Bali untuk dapat dengan kepala dingin menerimanya. Jawaban kita tegas jangankan menyadarkan orang lain , kita sendiri saja sudah tak mengakui bagaimana mungkin menyadarkan orang lain.

5) Kesimpulan : Kita dikalahkan oleh kewenangan dan kekuasaan namun kita yakin “Kebenaran tidak akan pernah salah sekalipun untuk sementara dapat dikalahkan oleh kekuasaan dan kewenangan”. Berapa kalipun pertemuan diadakan tak akan pernah ada titik temu karena adanya perbedaan prinsip, pandangan serta tujuan.

Selasa, 01 Juli 2008

Kegundahan hati seorang anak penyingkiran

TIDAK TERLALU BERBANGGA


“Orang tua saya, paman saya juga beberapa orang keluarga saya dibunuh oleh Westerlling dan saya tak terlalu berbangga dengan status kepahlawanan mereka karena itu memang resiko yang harus diterimanya” ucapan seorang anggota BPP Pusat Anhar Gonggong yang juga sebagai seorang pakar sejarah dalam diskusi di Departemen Sosial Jakarta tanggal 25 Juni 2008.
Hal itu dilontarkan saat beliau merespon ungkapan kegundahan / kegalauan hati seorang anak penyingkiran dari Bali dalam menyikapi kondisi saat ini terutama tentang proses dinobatkannya seorang pahlawan nasional liwat “jalan tol” karena hal ini akan sangat berdampak bagi pejuang / keluarga pejuang khususnya di Bali.
Logika sederhananya kalau orang yang berkolaborasi dengan NICA dalam memberantas dan memerangi para pemuda pejuang yang mengorbankan jiwa raganya demi republik ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional lalu musuhnya yang notabene asli pejuang mesti menjadi apa ?
Benarkah apa yang diungkapkan oleh akhli sejarah tersebut atau memang saya sendiri yang terlalu bodoh dalam mengartikan ungkapan seorang akhli sejarah ?







Denpasar 26 Juni 2008




( I Gst Ngr Munang Wirawan
Jln. A. Yani 175 – 177 Denpasar