Selasa, 01 Juli 2008

Kegundahan hati seorang anak penyingkiran

TIDAK TERLALU BERBANGGA


“Orang tua saya, paman saya juga beberapa orang keluarga saya dibunuh oleh Westerlling dan saya tak terlalu berbangga dengan status kepahlawanan mereka karena itu memang resiko yang harus diterimanya” ucapan seorang anggota BPP Pusat Anhar Gonggong yang juga sebagai seorang pakar sejarah dalam diskusi di Departemen Sosial Jakarta tanggal 25 Juni 2008.
Hal itu dilontarkan saat beliau merespon ungkapan kegundahan / kegalauan hati seorang anak penyingkiran dari Bali dalam menyikapi kondisi saat ini terutama tentang proses dinobatkannya seorang pahlawan nasional liwat “jalan tol” karena hal ini akan sangat berdampak bagi pejuang / keluarga pejuang khususnya di Bali.
Logika sederhananya kalau orang yang berkolaborasi dengan NICA dalam memberantas dan memerangi para pemuda pejuang yang mengorbankan jiwa raganya demi republik ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional lalu musuhnya yang notabene asli pejuang mesti menjadi apa ?
Benarkah apa yang diungkapkan oleh akhli sejarah tersebut atau memang saya sendiri yang terlalu bodoh dalam mengartikan ungkapan seorang akhli sejarah ?







Denpasar 26 Juni 2008




( I Gst Ngr Munang Wirawan
Jln. A. Yani 175 – 177 Denpasar

Tidak ada komentar: